Saturday, 10 January 2015

Efektivitas Kecematan Mesjid Raya


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada tuhan yang Maha Esa dengan izinnyalah maka tugas ini dapat terselesaikan dengan baik, dan tak lupa pula salawat beriring salam saya panjatkan kepada pangkuan alam Muhammad SAW. Makalah ini di susun berdasarkan atas perintah dari dosen pembimbing mata kuliah Lembaga Eksekutif Dan Birokrasi Indonesia, maka atas tugas tersebut saya mencoba menyajikan makalah ini dengan selengkap mungkin dan di lengkapi dengan data-data yang akurat dan dapat di pertanggungjawabkan. Di dalam makalah yang saudara sedang pegang saat ini membahas jumlah penduduk, tingkat pendidikan para pegawai di lingkungan birokrasi kecematan mesjid raya, dan juga melihat jumlah lembaga pendidikan formal sebagai data awal untuk melihat tingkat pendidikan di kecematan mesjid raya.

Makalah yang anda baca saat ini merupakan hasil dari wawancara bersama Adnan, S.Sos., MM, serta di bantu dengan data dari BPS kecematan mesjid raya. Sehingga data yang disajikan dapat di akui kevalidtannya, di sini penulis mengakui bahwa data yang di sajikan merupakan hasil panelitian BPS tahun 2013 lalu. Namun di sisi lain tidak mungkin penulis menyajikan data tahun 2014 di karenakan masih di awal tahun, di sini pembaca perlu juga tau bahwa data yang di sajikan ini merupakan laporan BPS kecematan mesjid raya kepada BPS kabupaten aceh besar, sehingga data ini bukan rekayasa dan data asal-asalan.

Ucapan terimakasih saya kepeda camat  Adnan, S.Sos., MM dan kepada jajaran pegawai kecematan mesjid raya yang telah memberi kemudahan dalam menyelesaikan tugas ini dan akhirnya saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalm menyelesaikan tugas ini.
Akhir kata saya ucapkan wassalamualaikum wr. Wb

                                                                                                                                 10 April 2014
                                                                                                                                  Mufazzal
 BAB I
RUMUSAN MASALAH
1.       Apakah kecematan mesjid raya sudah selesai dengan masalah kepegawain di lingkungan birokrasi?
2.       Bagai mana birokrasi di kecematan Mesjid Raya?

TUJUAN PENULISAN
1.      Melihat kelengkapan birokrasi di kecematan mesjid raya.
2.      Meninjau masalah-masalah yang sedang di hadapi birokrasi Mesid Raya.
3.      Menyelesaikan tugas mata kuliah  Lembaga Eksekutif Dan Birokrasi Indonesia.
4.      Menambah ilmu pengetahuan khususnya untuk diri sendiri.

BAB II
PEMBAHASAN
GEOGRAFIS

Kecematan mesjid raya terletak di Kabupaten Aceh besar Provensi Aceh. Kecematan ini berbatasan langsung di sebelah utara dengan selat malaka dan disebelah selatan terdapat beberapa kecematan seperti kecematan kutabaro, montasik, Blang Bintang dan indrapuri. Sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan dua kecematan yakni kecematan Darussalam dan Baitusslam dan di sebelah sebelah timur terdapat kecematan selimum. Kecematan mesjid raya beribukota Meunasah Moun terletak 5,49-5,55 lintang barat dan 95,39- 95,60 bujur timur, kecematan ini memiliki 2 mukim di aceh mukim termask lembaga adat menurut UUPA.

Dua mukim yang berada di kecematan ini yakni mukim Lamnga dan mukim Krueng Raya. Mukim Lamnga dengan luas 63,88 km², membawahi lima (5) Gampong:
Lamnga                       (4,80 km² )
Gampong Baro            (4,20 km²)
Neuheun                      (11,60 km²)
Durung                        (12,20 km²)
Ladong                        (13,70 km²)

Dan mukim kruen raya memiliki luas 63,88 dan membawahi delapan (8) mukim yaitu:
Ruyung                       (1,80 km²)
 Paya Kameng            (3,00 km²)
Beurande                    (3,00 km²)
Meunasah Kulam       (1,20 km²)
Meunasah Keude       (0,88 km²)
Meunasah Moun        (2,00 km²)
Ie Seum                      (23,00 km²)
Lamreh                      (2,00 km²)

Letak geografi kecematan ini berada 77% di pesisir dan 33% berada di non-pesisir.  Adapun wilayah yang berada di pesisir yakni Lamnga, Neuheun, Gampong Baro, Durung, Ladong, Ruyung, Paya Kameng, Beurandeh, Meunasah Moun, dan Lamreh, sedangkan untuk wilayah yang berada di ketinggian (non-pesisir) yakni Meunasah Keude, Meunasah Kulam, dan Ie Seum.

Namun ada hal yang unik di sini ketika tsunami 2004 yang lalu yaitu terdapat dua desa yang tidak terkena hempasan ombak dahsyat tersebut yakni desa ladong dan durung padahal ke dua desa tersebut berada di bibir pantai, ini menjadi sebuah hal yang unik desa yang berada di bibir pantai namun tidak terkena tsunami.

Kecematan mesjid raya memiliki luas 11.038Ha. Jika kita lihat berdasarkan atas penggunaan lahan oleh setiap desanya. Di kecematan ini banyak terdapat lahan yang menganggur akibat tanah yang tandus dan gersang sehingga sangat sedikit terdapat lahan pertanian di sini, namun untuk memenuhi kebutuhan hidup para masyarakat lebih banyak bersandar pada tambak ikan (neuheun) dan pekerjaan lepas. Jika dapat kita bagi berdasarkan mata pencarian warga maka kita dapat mengklasifikasikan ke dalam tiga kelompok yakni persawahan, bukan sawah dan non-pertanian. Adapun yang di maksud persawahan yaitu lahan yang di gunakan warga untuk menanam  padi. Bukan sawah dapat digolongkan lahan gersang/tandus, pertanian, kebun kelapa dll. Non-sawah yaitu lahan yang di gunakan warga sebagai lahan tambak (neuheun) dan lahan yang tidak di gunakan.

PEMERINTAHAN
Pejabat

Kecematan mesjid raya adalah kecematan yang memiliki dua mukim dengan imum mukim sebagai kepala mukim dan membawahi kepala desa/Geucik. Sarana pemeintahan desa berupa kantor desa yang semuanya sudah dimiliki setip desanya, begitu juga dengan status desa yang seluruhnya sudah defenitif sedangkan jarak desa yang paling jauh dengan dengan ibukota kecematan yaitu Gampong Lamnga 20km² dan yang memiliki kedekatan dengan ibukota kecematan yatu gampong Meunasah Moeun.

Kecematan mesjid raya merupakan kecematan yang masih banyak di huni oleh para birokrat yang berpendidikan rendah. Dari data yang di peroleh 35%  pejabatnya berpendidkan SMA dan hanya 65%  saja yang mencicipi pendidikan di perguruan tinggi. Ini menjadi sebuah ironi di zaman modern.  Dengan mutu  pejabat yang berpendidikan rendah tentu mutu dari pelayanan terhadap masyarakat  juga akan rendah.

Untuk pejabat di kecematan ini mulai dari sekcam sampai kasubbag bidang evaluasi memiliki pendidikan mulai dari S2 samyang terendah SMA/sederajat. Untuk pendidkan S2 hanya camat, S1 terdapat tiga pejabat, D3 terdapat satu pejabat dan SMA sebanyak tiga  pejabat.

Pelayanan birokrasi yang selalu buka kantor jam 9.00 tentu juga menguragi mutu pelayanan, dari pantauan penulis hampir semua unit birokrasi buka jam 9.00, jika pun ada yang buka jam 8.00 tetap saja para pegawainya datang jam 9.00. Sehingga terdapat tumpukan masyarakat yang menunggu petugas yang membuka pelayanan.

Sebagai sampel penulis melihat unit puskesmas kecematan dan kantor Camat yang berada di desa menasah kede, setiap harinya puskesmas kecematan ini buka jam 8 lewat, namun petugas (doter) yang datang  jam 9.00  atau lebih, yang berada saat jam sembilan kebawah yakni petugas piket. Dengan keaadaan demikian banyak masyarakat yang mengeluh terhadap pelayanan birokrasi di kecematan ini.

Lain halnya dengan kantor Camat, hari pertama penulis mendatangi kantor Camat mesjid raya pada jam 9.05 namun pada waktu itu tidak terlihat seorangpun pegawai di sana, bahkan yang sungguh aneh kantorpun belum di buka. Pada saat itu hanya saya temui seorang petugas yang sedang menaikkan bendera Merah Putih, karena penulis juga kaget dengan keadaan demikian maka penulispun menanyakan satu kata kepada petugas tersebut
Penulis: Apakah tidak buka kantor hari ini pak?
Petugas: kenapa tanya begitu?
Penulis: saya lihat sudah jam segini belum di buka kantornya, apakah memang hari ini tutup? Petugas: tidak, nanti sudah datang pegawainya
Dari sini dapat sama-sama kita melihat bahwasanya para pegawai di lingkungan pemerintahan kecematan sudah terbiasa dengan keadaan demikian. Di lain sisi lain rakyatlah yang di rugikan.

Kecematan mesjid raya memiliki 13 desa yang 11 diantarnya berada di pesisir laut , di antara geuchik gampong tersebut terdapat satu Dr dari desa Lamnga. Dua sarjana masing-masing dari desa Neuhen dan Menasah Kulam. Terdapat lima yang berberpendidikan SMP/sederajat masing-masing di desa Baro, ruyung, ladong, durung, lamreh. Dan  lima yang berpendidikan SMA/sederajat  yakni desa Paya Kameng, Berandeh, Menasah Keude, Meunasah Moun, dan Ie Seum.

Mayoritas pendidikan terakhir geucik di kecematan Mesjid Raya adalah SMA dan umur mereka dapat di golongkan cukup muda berkisar antara 27-55 tahun. Geuchik yang memiliki umur yang masing sangat muda yaitu Zulhendri geucik gampong Ie Seum dan yang berumur cukup tua yaitu  Dr.M.ali, SH.M.Si geucik bampong Lamnga.

Pada  tahun ini (2014) ada satu fenomena yang cukup menarik di kecematan Mesjid Raya yang juga berkaitan erat dengan masalah geuchik yang naik menjadi caleg Aceh Besar yaitu geuchik desa paya kameng, padahal jika ditinjau dari statusnya beliau masih menjabat sebagai geuchik gampong Paya Kameng. Mukhtar naik calek di usung oleh partai PPP, mukthar naik jadi celeg lantaran beliau kenal kameng, padahal jika ditinjau dari statusnya beliau masih menjabat sebagai geuchik gampong Paya Kameng. Mukhtar naik calek di usung oleh partai PPP, mukthar naik jadi celeg lantaran beliau kenal beliau sangat suka melihat Mukhtar yang cepla-ceplos bicara ketika di beberapa pertemuan anggota DPRD di kantor camat Mesjid Raya.

“malam ini saya bawa juga seorang caleg aceh besar, beliau ini adalah geuchik gampong paya kameng, saya kenal beliau di kantor camat ketika kunjungan rutin DPRD ke kantor camat mesjid raya, beliau ini sangat kritis terhadap pemerintahan sehingga saya melihat ada bakat beliau untuk jadi jaleg, saya anggkatlah beliau ini jadi caleg dari PPP”. (musannif, SE. di sela kampanye gelap di Perum indra patra ladong, sabtu malam, januari 2014).

Jika kita meninjau dari kualitas pendidikan dari masing-masing geuchik ini tentu masih memprihatinkan. Bagaimana tidak di era zaman yang sudah cukup modern ini dan kecematan yang tidak terlalu jauh dengan pusat admistrasi aceh (Banda Aceh).  Dan juga mempunyai jarak 32Km dari pusat kecematan menuju dua kampus yang cukup megah yakni Unsyiah dan UIN masih ada geucik yang berpendidikan SMP. Dengan mutu atau pendidikan geuchik yang minim sudah barang tentu pembanguan di desa juga terhambat.

Dari pantauan penulis kecematan mesjid raya sungguh kaya dengan pariwisatanya. Faktor yang pertama adalah letak georgafis yang berada di pesisir, kedua banyaknya peninggalan-peninggalan sejarah baik peninggalan zaman pasca-kemerdekaan, masa kerajaan aceh, dan peninggalan purbakala. Di ujoeng bate terdapat pantai wisata yang cukup indah (dikelola swasta), ladong terdapat tempat pariwisata pantai ujong kareung dan peninggalan purbakal benteng indra patra, lamreh terdapat bukit soeharto dan kuburan laksamana malahayati, ie seum terdapat kolam pemandian air panas dll.

Bila pihak kecematan dan aparatur desa memelihara dari semua bangunan sejarah dan aset alam sungguh kecematan mesjid raya mendapat masukan yang pantastis. Selain aset bangunan sejarah yang terdapat di masing-masing desa juga terdapat pantai yang sangat indah.

Kecematan mesjid raya mempunyai 13 desa/gampong dan memiliki 13 geucik dan 13 sekdes, sedangkan dusun terdapat 47 dusun masing-masing empat dusun di gampong lamnga, dua dusun di gampong baro, lima dusun di gampong Neuheun, empat dusun di gampong Durung, empat dusun di gampong ladong, tiga dusun di gampong Ruyung, tiga dusun di gampong Paya Kameng, dua dusun di gampong Beurandeh, empat dusun di gampong meunasah kulam, empat dusun di gampong meunasah keude, empat dusun di gampong meunasah kulam, tiga dusun di gampong ie seum, dan lima dusun di gampong lamreh. Untuk kepala bagian terdapat empat kepala bagian di masing-masing gampong kecuali Neuheun yang memiliki lima kepala bagian, kepala bagian ini merupakan unsur dari lembaga gampong dan di aceh biasanya lembaga bagian ini di golongkan lembaga adat misalnya imum menasah, tuha peut, tuha lapan, keujrun blang, dan  panglima laot.

Setiap gampong memiliki satu kantor geucik dan juga memiliki satu balai desa setiap gampongnya, kecuali gampong Ladong yang memiliki dua (2) balai desa. Setiap satu kantor geucik memiliki satu unit computer serta peralatann  yang  untuk menunjang mutu pelayanan.


KEPENDUDUKAN

Setiap gampong di kecematan masjid raya memiliki luas yang bervariasi mulai yang terkecil sampai dengan yang  terbesar, adapun gampong yang memiliki daerah yang paling luas yaitu gampong Ie Seum dengang luas daerah mencapai 32 km²,  gampong  Meunasah Keude dengan luas daerah 0,88 km² merupakan gampong dengan memiliki luas daerah yang terkecil di kecematan ini.

Jumlah penduduk di kecematan mesjid raya mencapai 23.250 jiwa dengan gampong Neuheun yang memiliki jumlah penduduk yang cukup padat yaitu mencapai  11.179 jiwa, untuk gampong yang memiliki jumlah penduduk yang sangat sedikit berada di gampong Baro dengan jumlah penduduk hanya 176 jiwa saja. Jika jumlah penduduk kita bagi dengan luas masing-masing gampong maka Neuheun masing di peringkat teratas yaitu dengan jumlah penduduk 963,70 (jiwa/km²) , untuk gampong yang memiliki jumlah penduduk terendah jika dibagi dengan luas masing-masing gampong maka Ie Seum berada di peringkat bawah yaitu dengan jumlah penduduk 18,40 (jiwa/km²). 

Angka kelahiran di kecematan masjid raya juga masih dalam keadaan normal, tidak terlalu banyak dan tidak sedikit. Angka kelahiran di kecematan mesjid raya  pada tahun 2012 mencapai 468 bayi, masing-masing bayi laki-laki 173 jiwa dan bayi perempuan 295 jiwa. Gampong yang banyak angka kelahiran yaitu gampong  Neuheun dengan jumlah 209 jiwa dan gampong dengan angka kelahiran yang sangat kecil yaitu gampong Baro dengan jumlah 4 jiwa.

Dengan jumlah penduduk mencapai 23.250 jiwa dan dengan angka kelahiran mencapai 468 jiwa, maka dapat di katakan setiap 49 jiwa masyarakat kecematan mesjid raya melahirka 1 (satu) orang bayi. Jika kita  mengelompokkan menurut umur masyarakat di kecematan ini maka usia 0-4 tahun mencapai 13,99%, ini angka tertinggi dari kelompok-kelompok lainnya, dengan angka yang cukup fantastis tersebut maka di masa yang akan datang kecematan mesjid raya harus lebih banyak membangun sekolah-sekolah baik yang bersifat umum maupun madrasah, sehingga anak-anak mempunyai tempat untuk bersekolah.

 Namun untuk angka kematian kecematan mesjid raya masih dalam kondisi stabil, angka kematian pada tahun 2012 misalnya mencapai 56  jiwa, diantaranya 32 laki-laki dan 24 wanita. Desa dengan angka kematian yang tinggi yaitu gampong neuheun mencapai 8 jiwa, sedangkan gampong baro tidak terdapat kematian di sana.

SOSIAL

Sekolah di kecematan mesjid raya berjumlah 14 unit, delapan (8) unit Sekolah Dasar, dua unit SMP masing-masing di gampong Neuheun, Meunasah Kulam dan satu unit lagi milik yayasan PKPU di gampong neuhen. Untuk tahun 2013-2014 ini sedang di bangun satu unit lagi SMP dan SD di gampong ladong  dalam satu pagar yang bangunan ini notabene sumbangan dari Australia Redcross. Hanya satu (1) unit SMA yang berada di gampong Meunasah mon. untuk sekolah yang berada di bawah mentri Agama, kecematan Mesjid Raya memiliki dua (2) unit MIN yang masing-masing terletak di gampong Durung dan Meunasah Keude, sedangkan untuk MTS hanya satu unit saja yang terletak di gampong Beurandeh.

jumlah sekolah SD di kecematan Mesjid Raya berjumlah 10 unit dengan jumlah siswa mencapai 2.067, dari 10 sekolah dasar ini terdapat 82 kelas dengan 109 guru yang mengajar. Untuk SMP terdapat dua sekolah dengan murid berjumlah 639 siswa dan 70 guru yang mengajar dengan 18 ruang belajar. Sedangkan SMA hanya terdapat satu sekolah yang terletak di gampong Meunasah Mon, jumlah siswa di SMA ini mencapai 317 siswa, dengan 19 guru yang mengajar dan 7 ruang belajar mengajar.

Lain halnya dengan sarana kesehatan yang terdapat di kecematan Mesjid Raya, sarana kesehatan jenis puskesmas hanya terdapat satu unit yang terletak di desa Meunasah Keude, puskesmas ini merupakan sumbangan dari Bulan Sabit Turki. Untuk puskesmas pembantu (pustu) terdapat lima unit masing-masing terletak di desa Lamngan, Neuheun, ladong, Ruyung, Paya Kameng, dan Beurandeh, untuk hal pustu kebanyakan di antaranya hanya terdapat satu  perawat/petugas yang melayani pengobatan masyarakat. Polindes di kecematan ini dapat dikatakan cukup mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di kecematan ini, terdapat sembilan uniit polindes masing-masing di desa Lamnga, Durung, Ruyung, paya kameng, Meunasah Keude, Meunasah Moen, Meunasah Kulam, Ie Seum, dan Lamreh. Dengan jumlah enam belas sarana kesehatan yang terdapat di masing-masing desa maka baik pukesmas, pustu, dan  polindes sudah bisa melayani masyarakat di tingkat pertolongan pertama.

Dengan jumlah sarana kesehatan yang mempuni namun tidak di tunjang dengan dokter yang berkualitas, dari data yang penulis proleh hanya terdapat 26 tenaga dokter sudah termasuk pustu dan polindes , dari 26 dokter tersebut satu dokter gigi, satu dokter farmasi, satu dokter umum, delapan perawat, dua belas bidan, satu dokter gizi, dua kesmas, dan dua teknisi medis.

Selain sarana kesehatan, kita juga melihat sumber air bersih di kecematan mesjid raya. Dari tigabelas desa, tiga di antaranya masih menggunakan sumur sebagai sumber air bersih. Dan sepuluh desa diantaranya menggunakan PAM sebagai sumber air bersih, tiga desa masih menggunakan sumur sebagai sumber air bersih diantaranya neuheun, gampong baro, dan ie seum. Di desa ruyung sumber air masih menggunakan dua sumber sekaligus yaitu PAM dan sumur, penggunaan dua sumber sekaligus membuat desa ini tidak kekurangan air bersih.

Kecematan Mesjid Raya dapat di katakan mampu menekan angka kemiskinan sampai 7.69%, angka ini berada cukup jauh dari angka kemiskinan aceh tahun 2012 yang mencapai  23%, dengan mampunya mesjid raya menekan angka kemiskinan maka talah membantu mengurangi kemiskinan di aceh besar. Dalam melihat dari tingkat kesejahtraan penulis mengklasifikasikan ke dalam lima golongan, yang pertama keluarga pra-sejahtera, kedua keluarga sejahtera I, ketiga keluarga sejahtra II, keempat keluarga sejahtera III, kelima keluarga sejahtera plus. Keluarga pra-sejahtera di kecematan mesjid raya mencapai 7.69% atau setara dengan 420 dari 5456 keluarga di kecematan ini.

Keluarga sejahtera I mencapai 1.161 atau setara dengan 21.27% dari jumlah keluarga di kecematan ini, keluarga sejahtra I lebih banyak terdapat di desa Neuheun dengan jumlah 386 keluarga dan desa Baro dengan jumlah yang sangat sedikit yaitu 12 keluarga, namun jika jumlah keluarga dibagi dengan jumlah sejahtera I maka desa  desa Ladong memiliki tingkat sejahtera I yang paling tinggi mencapai 35.97%.

Keluarga sejahtera II di mesjid raya mencapai  keluarga dengan desa Neuheun memiliki tingkat kesejahtera II yang tertinggi yaituu mencapai 1540 keluarga dan  bampong baro berada di tangga terendah yaitu 37 keluarga, namun jika kita membagi jumlah keluarga dengan tingkat kesejahtera II maka desa  lamreh memiliki angka yang tertinggi yaitu mencapai 62.28 dari jumlah penduduknya.

Keluarga sejahtera III mencapai 698, desa neuheun memiliki 315 keluarga sejahtera III yang tertinggi, sedangkan untuk desa yang memiliki kesehteraan III yang terendah berada di desa baro dengan 3 keluarga sejahtera III. Namun apabila kita membagi jumlah penduduk dengan kesehteraan III, maka desa Lamnga yang paling banyak yaitu mencapai 38.31 dari jumlah keluarga di desa Lamnga.

Keluarga sejahtera plus di kecematan mesjid raya berjumlah 175 keluarga dengan desa Neuheun yang memiliki kesejahteraan plus tertinggi mencapai 43 keluarga, sedangkan desa Boro dan Beurandeh memiliki 4 keluarga sejahtera plus, dengan angka tersebut desa baro dan beurandeh menempati urutan terbawah dalam tingkat kesejahtera plus.
Dari data yang di peroleh maka dapat di simpulkan kecematan mesjid raya memiliki jumlah kesejahteraan keluarga berada di tinggkat sejahtera II yang melebihi 50% dari jumlah penduduknya.


PERHUBUNGAN DAN KOMUNIKASI

Kondisi jalan di kecematan mesjid raya sangatlah bagus, hampir setiap lorong seumanya beraspal licin. Untuk jalan menuju ibukota kecematan di aspal hotmic dengan ketebalan yang tinggi dan jalanpun memiliki luas kurang lebih 12 meter, perluasan permukaan  jalan ini tidak terlepas dari kecematan mesjid raya yang memiliki sejumlah sarana dan prasaran, seperti pelabuhan laksamana malahayati, gudang pertamina, dan yang akan di bangun KAPET Aceh, dengan keadaan demikian maka mobil yang melintasi juga sangat tinggi terutama angkutan berat peti kemas, angkutan minyak pertamina, angkutan berat semen andalas dan lain sebagainya.

Semua jalan yang berada di kecematan mesjid raya dapat di lintasi oleh roda empat, jalan yang sudah di aspal sudah barang tentu dapat di lewati kendaraan roda empat dan semua lorong di kecematan ini sudah di aspal, maka roda empatpun dapat memasuki di setiap lorong di kecematan ini, terkecuali untuk jalan yang menuju hutan yang tidak di aspal.

Jalan yang telah di aspal jika tidak di terangi di waktu malam sama seperti sayur tanpa garam, oleh sebab itu maka pemerintah kecematan mesjid raya memasang alat penerangan berupa lampu listrik di setiap tempat keramain atau di persimpangan jalan. Dengan adanya alat penerangan ini maka setiap warga dapat menikmati kenyamanan berkendara di waktu malam hari, semua alat penerangan di kecematan ini di fasilitasi oleh kecematan, namun di akhir-akhir ini ketika pemilu 2014 ada beberapa penambahan alat penerangan dari sumbangan masing-masing caleg.

Selain sarana jalan, alat komunikasi di kecematan mesjid raya dapat di gunakan apapun bentuknya, mulai dari radio, Hp, Telephon, dan TV. Sinyal dari beberapa operator sulit untuk mencari jaringannya di sini seperti IM3, namun untuk jaringan operator Telkomsel dapat di temui di mana saja. Siaran TV di wilayah mesjid raya harus memakai parabola, jika memakai tiang manual maka sulit untuk mencari siaran bahkan nyaris tidak ada, hanya terdapat di beberapa desa yang dekat dengan ibukota kecematan yang menemukan siaran di karenakan wilayah ini datar dan tidak di kelilingi oleh gunung, namun untuk kawasan yang di kelilingi gunung mustahi untuk mendapatkan siaran TV. 

EKONOMI

sejumlah sarana perekonomian masyarakat terdapat di kecematan mesjid raya ini, mulai dari pasar, kios dan kedai kopi, sehingga perputaran uang di sini berjalan lancar. Pasar hanya terdapat dua unit saja yang berada di desa Meunasah Keude, pasar ini hanya ramai di hari rabu karena adanya hari peukan, untuk hari lainnya hanya ada beberapa kelontong yang bukan dan pasar ikan.

Sejumlah tokopun terdapat di sini, ada 59 toko di kecematan ini, masing-masing  7 unit di desa Lamnga, 8 unit di desa Neuheun, 2 unit di durung, 5 unit di desa Ladong, 3 di desa Ruyung, 2 unit di desa paya kameng, 3 unit id desa Beurandeh, 4 unit di desa Meunasah Kulam, 11 unit di desa Meunasah Keude, 6 unit di desa Meunasah Moun, 2 unit di desa Ie Seum, dan 6 unit di desa Lamreh.
Kedai kopi mencapai 28 unit kedai, sudah menjadi kata-kata lelucon negeri 1001 warong kopi, kata inilah yang di tujukan untuk aceh. Aceh yang di kenal dengan ke islamannya juga di kenal dengan warkopnya, biasanya setiap simpang terdapat satu warkop. Kecematan mesjid raya juga cerminan dari kata tersebut, terdapat 28 kedai kopi di kecematan ini, kecuali desa Lamnga, Baro, dan Paya Kameng, selain dari ketiga desa tersebut semua memiliki kedai kopi bahkan ada desa yang memiliki 5 kedai kopi.

Biasanya kedai kopi di aceh, khususnya di kecematan mesjid raya menjadi sarana tempat berkumpul/ silaturrahmi para orang laki-laki baik orang tua maupun remaja, selain itu kedai kopi juga menjadi tempat berdiskusi dalam menanggapi isu-isu yang beredar dalam masyarakat, baik dalam hal sosial maupun politik.

Untuk menunjang perekonomian terdapat satu bank BPR dan dua unit KUD, bank BPR milik pemerintah kecematan sedangkan KUD milik swasta. Tidak terdapat bank umum di kecematan ini sehingga masyarakat menaruhkan uangnya di bank yang berada di banda aceh atau menyimpannya di dalam lemari dan sebagain.

BAB III
PENUTUP
RANGKUMAN
Kecematan mesjid raya terletak di Kabupaten Aceh besar Provensi Aceh. Kecematan ini berbatasan langsung di sebelah utara dengan selat malaka dan disebelah selatan terdapat beberapa kecematan seperti kecematan kutabaro, montasik, Blang Bintang dan indrapuri. Sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan dua kecematan yakni kecematan Darussalam dan Baitusslam dan di sebelah sebelah timur terdapat kecematan selimum.

Jumlah penduduk di kecematan mesjid raya mencapai 23.250 jiwa dengan gampong Neuheun yang memiliki jumlah penduduk yang cukup padat yaitu mencapai  11.179 jiwa, untuk gampong yang memiliki jumlah penduduk yang sangat sedikit berada di gampong Baro dengan jumlah penduduk hanya 176 jiwa saja. Jika jumlah penduduk kita bagi dengan luas masing-masing gampong maka Neuheun masing di peringkat teratas yaitu dengan jumlah penduduk 963,70 (jiwa/km²) , untuk gampong yang memiliki jumlah penduduk terendah jika dibagi dengan luas masing-masing gampong maka Ie Seum berada di peringkat bawah yaitu dengan jumlah penduduk 18,40 (jiwa/km²).

Kecematan mesjid raya merupakan kecematan yang masih banyak di huni oleh para birokrat yang berpendidikan rendah. Dari data yang di peroleh 35%  pejabatnya berpendidkan SMA dan hanya 65%  saja yang mencicipi pendidikan di perguruan tinggi. Ini menjadi sebuah ironi di zaman modern.  Dengan mutu  pejabat yang berpendidikan rendah tentu mutu dari pelayanan terhadap masyarakat  juga akan rendah.


Untuk pejabat di kecematan ini mulai dari sekcam sampai kasubbag bidang evaluasi memiliki pendidikan mulai dari S2 samyang terendah SMA/sederajat. Untuk pendidkan S2 hanya camat, S1 terdapat tiga pejabat, D3 terdapat satu pejabat dan SMA sebanyak tiga  pejabat.


Tulisan ini berdasarkan penelitian yg mendalam pada tahun 2013. oleh penulis.
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Mufazzal (c). Powered by Blogger.

Blogroll

"Kami Pemuda Yang Mengakui Bahwa Kami Tidak Memiliki Pengalaman, karena Kami Tidak Menawarkan Masa lalu. Kami Pemuda Menawarkan Masa Depan Untuk Perubahan Menuju Kesejahteraan, Kecerdasan, Dan Harga Diri"

Total Views

Popular Posts

Blog Archive

Contact Form

Name

Email *

Message *