KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada
tuhan yang Maha Esa dengan izinnyalah maka tugas ini dapat terselesaikan dengan
baik, dan tak lupa pula salawat beriring salam saya panjatkan kepada pangkuan
alam Muhammad SAW. Makalah ini di susun berdasarkan atas perintah dari dosen
pembimbing mata kuliah Lembaga Eksekutif Dan Birokrasi Indonesia, maka atas
tugas tersebut saya mencoba menyajikan makalah ini dengan selengkap mungkin dan
di lengkapi dengan data-data yang akurat dan dapat di pertanggungjawabkan. Di
dalam makalah yang saudara sedang pegang saat ini membahas jumlah penduduk,
tingkat pendidikan para pegawai di lingkungan birokrasi kecematan mesjid raya,
dan juga melihat jumlah lembaga pendidikan formal sebagai data awal untuk
melihat tingkat pendidikan di kecematan mesjid raya.
Makalah yang anda baca saat ini
merupakan hasil dari wawancara bersama Adnan, S.Sos., MM, serta di bantu dengan
data dari BPS kecematan mesjid raya. Sehingga data yang disajikan dapat di akui
kevalidtannya, di sini penulis mengakui bahwa data yang di sajikan merupakan
hasil panelitian BPS tahun 2013 lalu. Namun di sisi lain tidak mungkin penulis
menyajikan data tahun 2014 di karenakan masih di awal tahun, di sini pembaca
perlu juga tau bahwa data yang di sajikan ini merupakan laporan BPS kecematan
mesjid raya kepada BPS kabupaten aceh besar, sehingga data ini bukan rekayasa
dan data asal-asalan.
Ucapan terimakasih saya kepeda
camat Adnan, S.Sos., MM dan kepada
jajaran pegawai kecematan mesjid raya yang telah memberi kemudahan dalam
menyelesaikan tugas ini dan akhirnya saya ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalm menyelesaikan tugas ini.
Akhir kata saya ucapkan
wassalamualaikum wr. Wb
10
April 2014
Mufazzal
Mufazzal
BAB I
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah kecematan mesjid raya
sudah selesai dengan masalah kepegawain di lingkungan birokrasi?
2. Bagai mana birokrasi di kecematan
Mesjid Raya?
TUJUAN PENULISAN
1. Melihat kelengkapan birokrasi di
kecematan mesjid raya.
2. Meninjau masalah-masalah yang
sedang di hadapi birokrasi Mesid Raya.
3. Menyelesaikan tugas mata
kuliah Lembaga Eksekutif Dan Birokrasi
Indonesia.
4. Menambah ilmu pengetahuan
khususnya untuk diri sendiri.
BAB
II
PEMBAHASAN
GEOGRAFIS
Kecematan
mesjid raya terletak di Kabupaten Aceh besar Provensi Aceh. Kecematan ini
berbatasan langsung di sebelah utara dengan selat malaka dan disebelah selatan
terdapat beberapa kecematan seperti kecematan kutabaro, montasik, Blang Bintang
dan indrapuri. Sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan dua kecematan yakni
kecematan Darussalam dan Baitusslam dan di sebelah sebelah timur terdapat
kecematan selimum. Kecematan mesjid raya beribukota Meunasah Moun terletak
5,49-5,55 lintang barat dan 95,39- 95,60 bujur timur, kecematan ini memiliki 2
mukim di aceh mukim termask lembaga adat menurut UUPA.
Dua
mukim yang berada di kecematan ini yakni mukim Lamnga dan mukim Krueng Raya.
Mukim Lamnga dengan luas 63,88 km², membawahi lima (5) Gampong:
Lamnga (4,80 km² )
Gampong
Baro (4,20 km²)
Neuheun (11,60 km²)
Durung (12,20 km²)
Ladong (13,70 km²)
Dan
mukim kruen raya memiliki luas 63,88 dan membawahi delapan (8) mukim yaitu:
Ruyung (1,80 km²)
Paya Kameng (3,00
km²)
Beurande (3,00 km²)
Meunasah
Kulam (1,20 km²)
Meunasah
Keude (0,88 km²)
Meunasah
Moun (2,00 km²)
Ie
Seum (23,00 km²)
Lamreh (2,00 km²)
Letak
geografi kecematan ini berada 77% di pesisir dan 33% berada di
non-pesisir. Adapun wilayah yang berada
di pesisir yakni Lamnga, Neuheun, Gampong Baro, Durung, Ladong, Ruyung, Paya
Kameng, Beurandeh, Meunasah Moun, dan Lamreh, sedangkan untuk wilayah yang
berada di ketinggian (non-pesisir) yakni Meunasah Keude, Meunasah Kulam, dan Ie
Seum.
Namun
ada hal yang unik di sini ketika tsunami 2004 yang lalu yaitu terdapat dua desa
yang tidak terkena hempasan ombak dahsyat tersebut yakni desa ladong dan durung
padahal ke dua desa tersebut berada di bibir pantai, ini menjadi sebuah hal
yang unik desa yang berada di bibir pantai namun tidak terkena tsunami.
Kecematan
mesjid raya memiliki luas 11.038Ha. Jika kita lihat berdasarkan atas penggunaan
lahan oleh setiap desanya. Di kecematan ini banyak terdapat lahan yang
menganggur akibat tanah yang tandus dan gersang sehingga sangat sedikit
terdapat lahan pertanian di sini, namun untuk memenuhi kebutuhan hidup para
masyarakat lebih banyak bersandar pada tambak ikan (neuheun) dan pekerjaan
lepas. Jika dapat kita bagi berdasarkan mata pencarian warga maka kita dapat
mengklasifikasikan ke dalam tiga kelompok yakni persawahan, bukan sawah dan
non-pertanian. Adapun yang di maksud persawahan yaitu lahan yang di gunakan
warga untuk menanam padi. Bukan sawah
dapat digolongkan lahan gersang/tandus, pertanian, kebun kelapa dll. Non-sawah
yaitu lahan yang di gunakan warga sebagai lahan tambak (neuheun) dan lahan yang
tidak di gunakan.
PEMERINTAHAN
Pejabat
Kecematan mesjid raya adalah kecematan yang memiliki dua
mukim dengan imum mukim sebagai kepala mukim dan membawahi kepala desa/Geucik.
Sarana pemeintahan desa berupa kantor desa yang semuanya sudah dimiliki setip
desanya, begitu juga dengan status desa yang seluruhnya sudah defenitif
sedangkan jarak desa yang paling jauh dengan dengan ibukota kecematan yaitu
Gampong Lamnga 20km²
dan yang memiliki kedekatan dengan ibukota kecematan yatu gampong Meunasah
Moeun.
Kecematan mesjid raya merupakan kecematan yang masih banyak
di huni oleh para birokrat yang berpendidikan rendah. Dari data yang di peroleh
35% pejabatnya berpendidkan SMA dan
hanya 65% saja yang mencicipi pendidikan
di perguruan tinggi. Ini menjadi sebuah ironi di zaman modern. Dengan mutu
pejabat yang berpendidikan rendah tentu mutu dari pelayanan terhadap
masyarakat juga akan rendah.
Untuk pejabat di kecematan ini mulai dari sekcam sampai
kasubbag bidang evaluasi memiliki pendidikan mulai dari S2 samyang terendah
SMA/sederajat. Untuk pendidkan S2 hanya camat, S1 terdapat tiga pejabat, D3
terdapat satu pejabat dan SMA sebanyak tiga
pejabat.
Pelayanan
birokrasi yang selalu buka kantor jam 9.00 tentu juga menguragi mutu pelayanan,
dari pantauan penulis hampir semua unit birokrasi buka jam 9.00, jika pun ada
yang buka jam 8.00 tetap saja para pegawainya datang jam 9.00. Sehingga
terdapat tumpukan masyarakat yang menunggu petugas yang membuka pelayanan.
Sebagai sampel penulis melihat unit puskesmas kecematan dan
kantor Camat yang berada di desa menasah kede, setiap harinya puskesmas
kecematan ini buka jam 8 lewat, namun petugas (doter) yang datang jam 9.00
atau lebih, yang berada saat jam sembilan kebawah yakni petugas piket.
Dengan keaadaan demikian banyak masyarakat yang mengeluh terhadap pelayanan
birokrasi di kecematan ini.
Lain
halnya dengan kantor Camat, hari pertama penulis mendatangi kantor Camat mesjid
raya pada jam 9.05 namun pada waktu itu tidak terlihat seorangpun pegawai di
sana, bahkan yang sungguh aneh kantorpun belum di buka. Pada saat itu hanya
saya temui seorang petugas yang sedang menaikkan bendera Merah Putih, karena
penulis juga kaget dengan keadaan demikian maka penulispun menanyakan satu kata
kepada petugas tersebut
Penulis:
Apakah tidak buka kantor hari ini pak?
Petugas:
kenapa tanya begitu?
Penulis:
saya lihat sudah jam segini belum di buka kantornya, apakah memang hari ini
tutup? Petugas: tidak, nanti sudah datang pegawainya
Dari
sini dapat sama-sama kita melihat bahwasanya para pegawai di lingkungan pemerintahan
kecematan sudah terbiasa dengan keadaan demikian. Di lain sisi lain rakyatlah yang
di rugikan.
Kecematan mesjid raya memiliki 13 desa yang 11 diantarnya
berada di pesisir laut , di antara geuchik gampong tersebut terdapat satu Dr
dari desa Lamnga. Dua sarjana masing-masing dari desa Neuhen dan Menasah Kulam.
Terdapat lima yang berberpendidikan SMP/sederajat masing-masing di desa Baro, ruyung,
ladong, durung, lamreh. Dan lima yang
berpendidikan SMA/sederajat yakni desa
Paya Kameng, Berandeh, Menasah Keude, Meunasah Moun, dan Ie Seum.
Mayoritas pendidikan terakhir geucik di kecematan Mesjid Raya
adalah SMA dan umur mereka dapat di golongkan cukup muda berkisar antara 27-55
tahun. Geuchik yang memiliki umur yang masing sangat muda yaitu Zulhendri
geucik gampong Ie Seum dan yang berumur cukup tua yaitu Dr.M.ali, SH.M.Si geucik bampong Lamnga.
Pada tahun ini (2014)
ada satu fenomena yang cukup menarik di kecematan Mesjid Raya yang juga
berkaitan erat dengan masalah geuchik yang naik menjadi caleg Aceh Besar yaitu
geuchik desa paya kameng, padahal jika ditinjau dari statusnya beliau masih
menjabat sebagai geuchik gampong Paya Kameng. Mukhtar naik calek di usung oleh
partai PPP, mukthar naik jadi celeg lantaran beliau kenal kameng, padahal jika
ditinjau dari statusnya beliau masih menjabat sebagai geuchik gampong Paya
Kameng. Mukhtar naik calek di usung oleh partai PPP, mukthar naik jadi celeg
lantaran beliau kenal beliau sangat suka melihat Mukhtar yang cepla-ceplos
bicara ketika di beberapa pertemuan anggota DPRD di kantor camat Mesjid Raya.
“malam ini saya bawa juga seorang caleg aceh besar, beliau
ini adalah geuchik gampong paya kameng, saya kenal beliau di kantor camat
ketika kunjungan rutin DPRD ke kantor camat mesjid raya, beliau ini sangat
kritis terhadap pemerintahan sehingga saya melihat ada bakat beliau untuk jadi
jaleg, saya anggkatlah beliau ini jadi caleg dari PPP”. (musannif, SE. di sela
kampanye gelap di Perum indra patra ladong, sabtu malam, januari 2014).
Jika kita meninjau dari kualitas pendidikan dari
masing-masing geuchik ini tentu masih memprihatinkan. Bagaimana tidak di era
zaman yang sudah cukup modern ini dan kecematan yang tidak terlalu jauh dengan
pusat admistrasi aceh (Banda Aceh). Dan
juga mempunyai jarak 32Km dari pusat kecematan menuju dua kampus yang cukup
megah yakni Unsyiah dan UIN masih ada geucik yang berpendidikan SMP. Dengan
mutu atau pendidikan geuchik yang minim sudah barang tentu pembanguan di desa
juga terhambat.
Dari pantauan penulis kecematan mesjid raya sungguh kaya
dengan pariwisatanya. Faktor yang pertama adalah letak georgafis yang berada di
pesisir, kedua banyaknya peninggalan-peninggalan sejarah baik peninggalan zaman
pasca-kemerdekaan, masa kerajaan aceh, dan peninggalan purbakala. Di ujoeng
bate terdapat pantai wisata yang cukup indah (dikelola swasta), ladong terdapat
tempat pariwisata pantai ujong kareung dan peninggalan purbakal benteng indra
patra, lamreh terdapat bukit soeharto dan kuburan laksamana malahayati, ie seum
terdapat kolam pemandian air panas dll.
Bila pihak kecematan dan aparatur desa memelihara dari semua
bangunan sejarah dan aset alam sungguh kecematan mesjid raya mendapat masukan yang pantastis. Selain aset bangunan sejarah
yang terdapat di masing-masing desa juga terdapat pantai yang sangat indah.
Kecematan
mesjid raya mempunyai 13 desa/gampong dan memiliki 13 geucik dan 13 sekdes,
sedangkan dusun terdapat 47 dusun masing-masing empat dusun di gampong lamnga,
dua dusun di gampong baro, lima dusun di gampong Neuheun, empat dusun di
gampong Durung, empat dusun di gampong ladong, tiga dusun di gampong Ruyung,
tiga dusun di gampong Paya Kameng, dua dusun di gampong Beurandeh, empat dusun
di gampong meunasah kulam, empat dusun di gampong meunasah keude, empat dusun
di gampong meunasah kulam, tiga dusun di gampong ie seum, dan lima dusun di
gampong lamreh. Untuk kepala bagian terdapat empat kepala bagian di
masing-masing gampong kecuali Neuheun yang memiliki lima kepala bagian, kepala
bagian ini merupakan unsur dari lembaga gampong dan di aceh biasanya lembaga
bagian ini di golongkan lembaga adat misalnya imum menasah, tuha peut, tuha
lapan, keujrun blang, dan panglima laot.
Setiap
gampong memiliki satu kantor geucik dan juga memiliki satu balai desa setiap
gampongnya, kecuali gampong Ladong yang memiliki dua (2) balai desa. Setiap
satu kantor geucik memiliki satu unit computer serta peralatann yang untuk menunjang mutu pelayanan.
KEPENDUDUKAN
Setiap
gampong di kecematan masjid raya memiliki luas yang bervariasi mulai yang
terkecil sampai dengan yang terbesar,
adapun gampong yang memiliki daerah yang paling luas yaitu gampong Ie Seum
dengang luas daerah mencapai 32 km²,
gampong Meunasah Keude dengan
luas daerah 0,88 km² merupakan gampong dengan memiliki luas daerah yang
terkecil di kecematan ini.
Jumlah
penduduk di kecematan mesjid raya mencapai 23.250 jiwa dengan gampong Neuheun
yang memiliki jumlah penduduk yang cukup padat yaitu mencapai 11.179 jiwa, untuk gampong yang memiliki
jumlah penduduk yang sangat sedikit berada di gampong Baro dengan jumlah
penduduk hanya 176 jiwa saja. Jika jumlah penduduk kita bagi dengan luas
masing-masing gampong maka Neuheun masing di peringkat teratas yaitu dengan
jumlah penduduk 963,70 (jiwa/km²) , untuk gampong yang memiliki jumlah penduduk
terendah jika dibagi dengan luas masing-masing gampong maka Ie Seum berada di
peringkat bawah yaitu dengan jumlah penduduk 18,40 (jiwa/km²).
Angka
kelahiran di kecematan masjid raya juga masih dalam keadaan normal, tidak
terlalu banyak dan tidak sedikit. Angka kelahiran di kecematan mesjid raya pada tahun 2012 mencapai 468 bayi,
masing-masing bayi laki-laki 173 jiwa dan bayi perempuan 295 jiwa. Gampong yang
banyak angka kelahiran yaitu gampong
Neuheun dengan jumlah 209 jiwa dan gampong dengan angka kelahiran yang
sangat kecil yaitu gampong Baro dengan jumlah 4 jiwa.
Dengan
jumlah penduduk mencapai 23.250 jiwa dan dengan angka kelahiran mencapai 468
jiwa, maka dapat di katakan setiap 49 jiwa masyarakat kecematan mesjid raya
melahirka 1 (satu) orang bayi. Jika kita
mengelompokkan menurut umur masyarakat di kecematan ini maka usia 0-4
tahun mencapai 13,99%, ini angka tertinggi dari kelompok-kelompok lainnya,
dengan angka yang cukup fantastis tersebut maka di masa yang akan datang
kecematan mesjid raya harus lebih banyak membangun sekolah-sekolah baik yang
bersifat umum maupun madrasah, sehingga anak-anak mempunyai tempat untuk
bersekolah.
Namun untuk angka kematian kecematan mesjid
raya masih dalam kondisi stabil, angka kematian pada tahun 2012 misalnya mencapai
56 jiwa, diantaranya 32 laki-laki dan 24
wanita. Desa dengan angka kematian yang tinggi yaitu gampong neuheun mencapai 8
jiwa, sedangkan gampong baro tidak terdapat kematian di sana.
SOSIAL
Sekolah
di kecematan mesjid raya berjumlah 14 unit, delapan (8) unit Sekolah Dasar, dua
unit SMP masing-masing di gampong Neuheun, Meunasah Kulam dan satu unit lagi
milik yayasan PKPU di gampong neuhen. Untuk tahun 2013-2014 ini sedang di
bangun satu unit lagi SMP dan SD di gampong ladong dalam satu pagar yang bangunan ini notabene
sumbangan dari Australia Redcross. Hanya satu (1) unit SMA yang berada di
gampong Meunasah mon. untuk sekolah yang berada di bawah mentri Agama,
kecematan Mesjid Raya memiliki dua (2) unit MIN yang masing-masing terletak di
gampong Durung dan Meunasah Keude, sedangkan untuk MTS hanya satu unit saja
yang terletak di gampong Beurandeh.
jumlah
sekolah SD di kecematan Mesjid Raya berjumlah 10 unit dengan jumlah siswa
mencapai 2.067, dari 10 sekolah dasar ini terdapat 82 kelas dengan 109 guru
yang mengajar. Untuk SMP terdapat dua sekolah dengan murid berjumlah 639 siswa
dan 70 guru yang mengajar dengan 18 ruang belajar. Sedangkan SMA hanya terdapat
satu sekolah yang terletak di gampong Meunasah Mon, jumlah siswa di SMA ini
mencapai 317 siswa, dengan 19 guru yang mengajar dan 7 ruang belajar mengajar.
Lain
halnya dengan sarana kesehatan yang terdapat di kecematan Mesjid Raya, sarana
kesehatan jenis puskesmas hanya terdapat satu unit yang terletak di desa
Meunasah Keude, puskesmas ini merupakan sumbangan dari Bulan Sabit Turki. Untuk
puskesmas pembantu (pustu) terdapat lima unit masing-masing terletak di desa
Lamngan, Neuheun, ladong, Ruyung, Paya Kameng, dan Beurandeh, untuk hal pustu kebanyakan
di antaranya hanya terdapat satu
perawat/petugas yang melayani pengobatan masyarakat. Polindes di
kecematan ini dapat dikatakan cukup mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat di kecematan ini, terdapat sembilan uniit polindes masing-masing di
desa Lamnga, Durung, Ruyung, paya kameng, Meunasah Keude, Meunasah Moen,
Meunasah Kulam, Ie Seum, dan Lamreh. Dengan jumlah enam belas sarana kesehatan
yang terdapat di masing-masing desa maka baik pukesmas, pustu, dan polindes sudah bisa melayani masyarakat di
tingkat pertolongan pertama.
Dengan
jumlah sarana kesehatan yang mempuni namun tidak di tunjang dengan dokter yang
berkualitas, dari data yang penulis proleh hanya terdapat 26 tenaga dokter
sudah termasuk pustu dan polindes , dari 26 dokter tersebut satu dokter gigi,
satu dokter farmasi, satu dokter umum, delapan perawat, dua belas bidan, satu
dokter gizi, dua kesmas, dan dua teknisi medis.
Selain
sarana kesehatan, kita juga melihat sumber air bersih di kecematan mesjid raya.
Dari tigabelas desa, tiga di antaranya masih menggunakan sumur sebagai sumber
air bersih. Dan sepuluh desa diantaranya menggunakan PAM sebagai sumber air
bersih, tiga desa masih menggunakan sumur sebagai sumber air bersih diantaranya
neuheun, gampong baro, dan ie seum. Di desa ruyung sumber air masih menggunakan
dua sumber sekaligus yaitu PAM dan sumur, penggunaan dua sumber sekaligus
membuat desa ini tidak kekurangan air bersih.
Kecematan Mesjid Raya dapat di
katakan mampu menekan angka kemiskinan sampai 7.69%, angka ini berada cukup
jauh dari angka kemiskinan aceh tahun 2012 yang mencapai 23%, dengan mampunya mesjid raya menekan
angka kemiskinan maka talah membantu mengurangi kemiskinan di aceh besar. Dalam
melihat dari tingkat kesejahtraan penulis mengklasifikasikan ke dalam lima
golongan, yang pertama keluarga pra-sejahtera, kedua keluarga sejahtera I,
ketiga keluarga sejahtra II, keempat keluarga sejahtera III, kelima keluarga
sejahtera plus. Keluarga pra-sejahtera di
kecematan mesjid raya mencapai 7.69% atau setara dengan 420 dari 5456 keluarga
di kecematan ini.
Keluarga sejahtera I mencapai
1.161 atau setara dengan 21.27% dari jumlah keluarga di kecematan ini, keluarga
sejahtra I lebih banyak terdapat di desa Neuheun dengan jumlah 386 keluarga dan
desa Baro dengan jumlah yang sangat sedikit yaitu 12 keluarga, namun jika
jumlah keluarga dibagi dengan jumlah sejahtera I maka desa desa Ladong memiliki tingkat sejahtera I yang
paling tinggi mencapai 35.97%.
Keluarga sejahtera II di mesjid
raya mencapai keluarga dengan desa
Neuheun memiliki tingkat kesejahtera II yang tertinggi yaituu mencapai 1540
keluarga dan bampong baro berada di
tangga terendah yaitu 37 keluarga, namun jika kita membagi jumlah keluarga
dengan tingkat kesejahtera II maka desa
lamreh memiliki angka yang tertinggi yaitu mencapai 62.28 dari jumlah
penduduknya.
Keluarga sejahtera III mencapai
698, desa neuheun memiliki 315 keluarga sejahtera III yang tertinggi, sedangkan
untuk desa yang memiliki kesehteraan III yang terendah berada di desa baro
dengan 3 keluarga sejahtera III. Namun apabila kita membagi jumlah penduduk
dengan kesehteraan III, maka desa Lamnga yang paling banyak yaitu mencapai
38.31 dari jumlah keluarga di desa Lamnga.
Keluarga sejahtera plus di
kecematan mesjid raya berjumlah 175 keluarga dengan desa Neuheun yang memiliki
kesejahteraan plus tertinggi mencapai 43 keluarga, sedangkan desa Boro dan
Beurandeh memiliki 4 keluarga sejahtera plus, dengan angka tersebut desa baro
dan beurandeh menempati urutan terbawah dalam tingkat kesejahtera plus.
Dari data yang di peroleh maka
dapat di simpulkan kecematan mesjid raya memiliki jumlah kesejahteraan keluarga
berada di tinggkat sejahtera II yang melebihi 50% dari jumlah penduduknya.
PERHUBUNGAN
DAN KOMUNIKASI
Kondisi
jalan di kecematan mesjid raya sangatlah bagus, hampir setiap lorong seumanya
beraspal licin. Untuk jalan menuju ibukota kecematan di aspal hotmic dengan
ketebalan yang tinggi dan jalanpun memiliki luas kurang lebih 12 meter,
perluasan permukaan jalan ini tidak
terlepas dari kecematan mesjid raya yang memiliki sejumlah sarana dan prasaran,
seperti pelabuhan laksamana malahayati, gudang pertamina, dan yang akan di
bangun KAPET Aceh, dengan keadaan demikian maka mobil yang melintasi juga
sangat tinggi terutama angkutan berat peti kemas, angkutan minyak pertamina,
angkutan berat semen andalas dan lain sebagainya.
Semua
jalan yang berada di kecematan mesjid raya dapat di lintasi oleh roda empat,
jalan yang sudah di aspal sudah barang tentu dapat di lewati kendaraan roda
empat dan semua lorong di kecematan ini sudah di aspal, maka roda empatpun
dapat memasuki di setiap lorong di kecematan ini, terkecuali untuk jalan yang
menuju hutan yang tidak di aspal.
Jalan
yang telah di aspal jika tidak di terangi di waktu malam sama seperti sayur
tanpa garam, oleh sebab itu maka pemerintah kecematan mesjid raya memasang alat
penerangan berupa lampu listrik di setiap tempat keramain atau di persimpangan
jalan. Dengan adanya alat penerangan ini maka setiap warga dapat menikmati
kenyamanan berkendara di waktu malam hari, semua alat penerangan di kecematan
ini di fasilitasi oleh kecematan, namun di akhir-akhir ini ketika pemilu 2014
ada beberapa penambahan alat penerangan dari sumbangan masing-masing caleg.
Selain
sarana jalan, alat komunikasi di kecematan mesjid raya dapat di gunakan apapun
bentuknya, mulai dari radio, Hp, Telephon, dan TV. Sinyal dari beberapa
operator sulit untuk mencari jaringannya di sini seperti IM3, namun untuk
jaringan operator Telkomsel dapat di temui di mana saja. Siaran TV di wilayah
mesjid raya harus memakai parabola, jika memakai tiang manual maka sulit untuk
mencari siaran bahkan nyaris tidak ada, hanya terdapat di beberapa desa yang
dekat dengan ibukota kecematan yang menemukan siaran di karenakan wilayah ini
datar dan tidak di kelilingi oleh gunung, namun untuk kawasan yang di kelilingi
gunung mustahi untuk mendapatkan siaran TV.
EKONOMI
sejumlah
sarana perekonomian masyarakat terdapat di kecematan mesjid raya ini, mulai
dari pasar, kios dan kedai kopi, sehingga perputaran uang di sini berjalan
lancar. Pasar hanya terdapat dua unit saja yang berada di desa Meunasah Keude,
pasar ini hanya ramai di hari rabu karena adanya hari peukan, untuk hari
lainnya hanya ada beberapa kelontong yang bukan dan pasar ikan.
Sejumlah
tokopun terdapat di sini, ada 59 toko di kecematan ini, masing-masing 7 unit di desa Lamnga, 8 unit di desa
Neuheun, 2 unit di durung, 5 unit di desa Ladong, 3 di desa Ruyung, 2 unit di
desa paya kameng, 3 unit id desa Beurandeh, 4 unit di desa Meunasah Kulam, 11
unit di desa Meunasah Keude, 6 unit di desa Meunasah Moun, 2 unit di desa Ie
Seum, dan 6 unit di desa Lamreh.
Kedai
kopi mencapai 28 unit kedai, sudah menjadi kata-kata lelucon negeri 1001 warong
kopi, kata inilah yang di tujukan untuk aceh. Aceh yang di kenal dengan ke
islamannya juga di kenal dengan warkopnya, biasanya setiap simpang terdapat
satu warkop. Kecematan mesjid raya juga cerminan dari kata tersebut, terdapat
28 kedai kopi di kecematan ini, kecuali desa Lamnga, Baro, dan Paya Kameng,
selain dari ketiga desa tersebut semua memiliki kedai kopi bahkan ada desa yang
memiliki 5 kedai kopi.
Biasanya
kedai kopi di aceh, khususnya di kecematan mesjid raya menjadi sarana tempat
berkumpul/ silaturrahmi para orang laki-laki baik orang tua maupun remaja,
selain itu kedai kopi juga menjadi tempat berdiskusi dalam menanggapi isu-isu
yang beredar dalam masyarakat, baik dalam hal sosial maupun politik.
Untuk
menunjang perekonomian terdapat satu bank BPR dan dua unit KUD, bank BPR milik
pemerintah kecematan sedangkan KUD milik swasta. Tidak terdapat bank umum di
kecematan ini sehingga masyarakat menaruhkan uangnya di bank yang berada di
banda aceh atau menyimpannya di dalam lemari dan sebagain.
BAB III
PENUTUP
RANGKUMAN
Kecematan
mesjid raya terletak di Kabupaten Aceh besar Provensi Aceh. Kecematan ini
berbatasan langsung di sebelah utara dengan selat malaka dan disebelah selatan
terdapat beberapa kecematan seperti kecematan kutabaro, montasik, Blang Bintang
dan indrapuri. Sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan dua kecematan yakni
kecematan Darussalam dan Baitusslam dan di sebelah sebelah timur terdapat
kecematan selimum.
Jumlah
penduduk di kecematan mesjid raya mencapai 23.250 jiwa dengan gampong Neuheun
yang memiliki jumlah penduduk yang cukup padat yaitu mencapai 11.179 jiwa, untuk gampong yang memiliki
jumlah penduduk yang sangat sedikit berada di gampong Baro dengan jumlah
penduduk hanya 176 jiwa saja. Jika jumlah penduduk kita bagi dengan luas
masing-masing gampong maka Neuheun masing di peringkat teratas yaitu dengan
jumlah penduduk 963,70 (jiwa/km²) , untuk gampong yang memiliki jumlah penduduk
terendah jika dibagi dengan luas masing-masing gampong maka Ie Seum berada di
peringkat bawah yaitu dengan jumlah penduduk 18,40 (jiwa/km²).
Kecematan mesjid raya merupakan kecematan yang masih banyak
di huni oleh para birokrat yang berpendidikan rendah. Dari data yang di peroleh
35% pejabatnya berpendidkan SMA dan
hanya 65% saja yang mencicipi pendidikan
di perguruan tinggi. Ini menjadi sebuah ironi di zaman modern. Dengan mutu
pejabat yang berpendidikan rendah tentu mutu dari pelayanan terhadap
masyarakat juga akan rendah.
Untuk pejabat di kecematan ini mulai dari sekcam sampai kasubbag
bidang evaluasi memiliki pendidikan mulai dari S2 samyang terendah
SMA/sederajat. Untuk pendidkan S2 hanya camat, S1 terdapat tiga pejabat, D3
terdapat satu pejabat dan SMA sebanyak tiga
pejabat.
Tulisan ini berdasarkan penelitian yg mendalam pada tahun 2013. oleh penulis.
0 komentar:
Post a Comment